~Terima Kasih~

Biar saya mulakan bicara dengan pepatah yang amat bermakna ini.

Terima kasih daun keladi;
Orang berbudi, kita berbahasa;
Orang memberi, kita merasa.

Sesungguhnya, bak kata pepatah, kalau tidak dipecahkan ruyung manakan dapat sagunya. Begitu juga, berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Biarpun begitu, saya tetap mengingatkan diri agar jangan jadi seperti Tanggang, si anak derhaka yang bagaikan kacang lupakan kulit. Lebih-lebih lagi, jangan pula bersikap harapkan guruh di langit, air di tempayan dicurahkan. Kenapa? Manalah tahu, disangka panas hingga petang, rupanya hujan di tengah hari.

Apa yang penting, saya tak nak seperti melukut di tepi gantang dan buat kerja dengan sikap hangat-hangat tahi ayam.

Akhir sekali, hancur badan dikandung tanah, budi yang baik dikenang juga.

Inilah luahan isi hati saya yang ikhlas. Saya yakin, cuma mereka yang tertentu saja yang memahami isi tersirat di sebalik kata-kata yang bermisteri ini. Inilah juga apa yang saya pelajari hari ini: P&C!